Moken,Hukuman Bagi yang Sengaja Batalkan Puasa-lembarislam.com
Puasa merupakan ibadah yang sangat dianjurkan dalam ajaran Islam. Namun, bagi mereka yang dengan sengaja membatalkan puasa tanpa alasan yang dibenarkan, ada azab yang harus ditanggung.
Dalam hadits yang diriwayatkan Abu Hurairah RA, Nabi Muhammad SAW bersabda, "Orang yang berbuka puasa tanpa alasan yang dibenarkan, ia tidak mendapatkan apa-apa selain lapar dan dahaga."
Istilah "moken" digunakan untuk menjelaskan aksi berbuka puasa sebelum waktunya atau sengaja membatalkan puasa. Dalam Kitab Fiqih Sunnah karya Sayyid Sabiq, pendapat tersebut berlandaskan pada hadits yang diriwayatkan dari Abu Hurairah RA.
Orang yang membatalkan puasa dengan sengaja termasuk orang yang merugi. Pasalnya, ia kehilangan berkah dan keutamaan puasa Ramadan. Untuk itulah, moken dikenal sebagai istilah berkonotasi negatif karena hal itu dilakukan dengan sengaja.
Bagi mereka yang sengaja membatalkan puasa, ada hukuman kafarat yang berlaku. Kafarat itu harus ditebus dengan puasa dua bulan berturut-turut. Jika tidak mampu, maka wajib memerdekakan budak. Atau, memberi makanan kepada 60 orang fakir miskin dengan masing-masingnya 1 mud makanan pokok.
Meskipun demikian, ada golongan yang diperbolehkan tidak berpuasa atau membatalkan puasa Ramadan. Mereka adalah musafir, orang yang sakit, wanita hamil dan menyusui, wanita haid dan nifas, dan orang yang lanjut usia. Namun, mereka tetap diwajibkan untuk membayar fidyah atau qadha puasa.
Jadi, bagi umat Islam yang berpuasa, sangat penting untuk menjaga kesucian dan keberkahan puasa tersebut. Jangan sampai melakukan moken atau membatalkan puasa dengan sengaja, karena hal itu akan berdampak buruk bagi diri sendiri
Berita ini di kutip dari Sumber: https://www.detik.com/hikmah/khazanah/d-7268202/arti-mokel-dalam-puasa-ramadan-bagaimana-hukumnya-dalam-islam