LembarIslam.com – Potensi ekonomi syariah Indonesia sangat besar. Namun, Indonesia masih lebih banyak menjadi konsumen ketimbang produsen. Karena itu, BI berusaha mengubah kondisi tersebut. Bersama Komite Nasional Keuangan Syariah (KNS) dan pemerintah, BI berusaha menjadikan Indonesia sebagai pusat ekonomi syariah pada 2024.
“Memang kelihatannya ambisius. Namun, dengan koordinasi yang baik, semoga ambisi itu terwujud,” kata Deputi Gubernur BI Dody Budi Waluyo dalam pembukaan Festival Ekonomi Syariah (Fesyar), Rabu (6/11).
Dia mengatakan kecewa karena Indonesia tertinggal oleh Malaysia. Negeri jiran itu lebih dulu eksis sebagai pemasok makanan halal dunia. Karena itu, wajib hukumnya bagi Indonesia untuk mengejar ketertinggalan tersebut.
Gubernur Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa sepakat dengan Dody. Pemerintah Jatim, menurut dia, mendukung pengembangan ekonomi syariah dengan memasukkan penganggaran program One Pesantren One Product (OPOP) ke RAPBD 2020.
Sementara itu, pasar modal syariah di Indonesia terus tumbuh signifikan. Namun, pertumbuhannya belum optimal karena tingkat literasi masyarakat tentang sektor tersebut masih rendah. Rabu, Kepala Kantor Perwakilan Bursa Efek Indonesia (BEI) Jatim Dewi Sriana mengatakan bahwa hingga September lalu, investor saham syariah di tanah air mencapai 61.130.
Terima Kasih telah berkunjung ke website lembarislam.com, jika Anda tertarik untuk belajar lebih lanjut tentang ekonomi syariah, pastikan untuk mengikuti lembarislam.com dan menelusuri artikel kami. Kami berharap dapat membantu Anda menavigasi dunia yang menarik dari keuangan dan ekonomi syariah di Indonesia saat ini.
#lembarislam #EkonomiSyariah #Indonesia #KeuanganSyariah #PerbankanSyariah #PeluangInvestasi