Pembahasan Tashrif ( التَّصْرِيْفُ ) - alhikmah
Pengertian, Objek Kajian, Manfaat, dan Istilah-Istilah, dan Jenisnya ( التَّصْرِيْفُ )
Daftar Isi
1. Pengertian Tashrif
2. Objek Kajian Tashrif
3. Manfaat Belajar Tashrif
4. Istilah-Istilah dalam Tashrif
4.1 Wazan
4.2 Mauzun
4.3 Wazan-Wazan Tashrif
4.4 Sighat ()
4.5 Bina’ (البِنَاء)
5. Jenis-Jenis Tashrif
5.1 Tashrif Istilahi (التَّصْرِيْفُ الاِصْطِلَاحِيُّ)
5.2 Tashrif Lughowi (التَّصْرِيْفُ اللُّغَوِيُّ)
Alhikmah.my.id - Pembahasan Materi yang pertama kali dibahas ketika kita belajar shorof adalah mengenai tashrif. Berikut ini adalah pembahasan tashrif dan hal-hal yang berkaitan dengannya
1. Pengertian Tashrif
Pengertian tashrif (التَصْرِيْفُ) menurut bahasa (lughawi) adalah “التَّغِيْرُ” yaitu “berubah”. Adapun tashrif 1 menurut istilah (istilahi) adalah:
التَصْرِيْفُ: تَحْوِيْلُ الكَلِمَةِ مِن أَصْلٍ وَاحِدِ إلى أَمْثِلَةٍ مُخْتَلِفَةٍ لِمَعَانٍ مَقْصُودَةٍ لَا تَحْصُلُ إِلَّا بِهِ، كَتَحْوِيْلِ المَصْدَر إلى صِيَغِ الْمَاضِى وَالمُضَارِعِ والأَمْرِ واسْمِ الفَاعِلِ واسْمِ المَفْعُوْلِ وغَيْرِ ذَالِكَ
Artinya: Tashrif adalah merubah kalimah asal ke berbagai contohnya yang berbeda-beda guna memperoleh makna yang dimaksud, makna tersebut tidak akan didapat kecuali dengan tasrif tersebut, seperti merubah masdar ke bentuk kalimah fi’il madhi, fi’il mudhari, fi’il amr, isim fail, isim maful, dan sebagainya.
2. Objek Kajian Tashrif
Hal yang dibahas dalam tashrif hanyalah isim musytaq dan fi’il mutamakin.
3. Manfaat Belajar Tashrif
Tujuan utama belajar tashrif adalah mengetahui perubahan bentuk kalimah dan makna sehingga terhindar dari kesalahan lisan dan tulisan.
4. Istilah-Istilah dalam Tashrif
Sebelum membahas tashrif lebih jauh, hal yang harus antum paham terlebih dahulu adalah mengenai wazan, mauzun, sighat, dan bina’ dalam kalimah bahasa Arab.
4.1 Wazan
Wazan (وَزَنٌ) berarti “timbangan”, “rumus”, atau “acuan”. Dalam ilmu shorof, wazan digunakan sebagai rumus yang baku untuk merubah fi’il (kata kerja) dalam bahasa Arab. Setiap fi’il memiliki dan terikat wazan-nya masing-masing.
Dalam wazan, terdapat istilah fa’ fi’il (فاء فعل), ‘ain fi’il (عين فعل), dan lam fi’il (لام فعل). Istilah-istilah tersebut digunakan untuk menandai posisi huruf asli dan membedakan huruf tambahan dari wazan tersebut. Untuk memahami wazan dan mauzun mari lihat gambar di bawah ini:
4.2 Mauzun
Mauzun (مَوْزُوْن) adalah kalimah yang dibandingkan dengan wazan. Mauzun tersebut nantinya akan mengikuti rumus sesuai wazan-nya. Sebagai contoh kalimah “نَصَر-يَنْصُرُ” mengikuti wazan “فَعَلَ-يَفْعُلُ”. Sehingga:
kalimah “فَعَلَ-يَفْعُلُ” merupakan wazan
kalimah “نَصَر-يَنْصُرُ” merupakan mauzun
Oleh karena itu, tashrif-an “نَصَر-يَنْصُرُ” mengikuti perubahan wazan “فَعَلَ-يَفْعُلُ”.
4.3 Wazan-Wazan Tashrif
Wazan-wazan tashrif (أَوْزَانُ التَصْرِيْفِ) terdiri dari 35 bab. Dari ke 35 bab tersebut, setiap bab-nya memiliki ciri khususnya masing-masing. Secara rinci 35 bab tersebut dikelompokan menjadi:
Enam bab untuk tsulatsy mujaraad (ثُلَاثِى مُجَرَّد)
Dua belas bab untuk tsulatsy mazid (ثُلَاثِى مَزِيد)
Satu bab untuk ruba’iy mujaraad (رُبَاعِى مُجَرَّد)
Tiga bab untuk ruba’iy mazid (رُبَاعِى مَزِيد)
Lima bab untuk mulhaq ruba’iy mazid (مُلْحَق رُبَاعِى مَزِيد)
Dua bab untuk mulhaq rubai’iy mazid (مُلْحَق رُبَاعِى مَزِيد)
4.4 Sighat ()
Ketika kita melakukan tashrif, sebenarnya kita sedang merubah-rubah bentuk kalimah agar mendapatkan sighat-nya. Sighat (صِّيْغَةٌ) adalah bentuk kalimah berdasarkan makna. Menurut istilah, sighat2 adalah:
الصِّيْغَةُ هِيَ نَوْعُ تَغْيِيْرَاتِ الكَلِمَاتِ العَرَبِيَّةِ عَلى شَكْلٍ خَاصٍّ لِمَانٍ مَقْصُوْدَةٍ
Artinya: sighat merupakan jenis perubahan kalimah dalam bahasa Arab berdasarkan syakal yang khusus dengan tujuan untuk memperoleh berbagai makna yang diinginkan.
Di dalam bahasa Arab terdapat banyak sighat, beberapa di antaranya adalah sebagai berikut:
4.5 Bina’ (البِنَاء)
Bentuk kalimah berdasarkan huruf dan posisinya
5. Jenis-Jenis Tashrif
Tashrif terbagi menjadi dua jenis, yaitu tashrif istilahi dan tashrif lughowi. Berikut penjelasan lengkapnya:
5.1 Tashrif Istilahi (التَّصْرِيْفُ الاِصْطِلَاحِيُّ)
التَّصْرِيْفُ الاِصْطِلَاحِيُّ: تَغْيِيْرُ أَصْلٍ وَاحِدِ إلى أَمْثِلَةٍ مُتَنَوِّعَةٍ لِلحُصُوْلِ عَلَى الصِّيَغِ المُتَنَوِّعَةِ، مِثْلُ تَغْيِيْر “فَعَلَ” إلى “يَفْعُلُ” وإلى “فَاعِلٌ: وإلى غَيْرِ ذَالِكَ
Artinya: tashrif istilahi adalah merubah suatu kalimah dasar ke berbagai contoh kalimah bahasa arab, perubahan tersebut bertujuan untuk memperoleh berbagai sighat (bentuk kata bahasa Arab), contohnya seperti merubah “فَعَلَ” ke يَفْعُلُ، فَاعِلٌ dan lain-lain.
5.2 Tashrif Lughowi (التَّصْرِيْفُ اللُّغَوِيُّ)
التَّصْرِيْفُ اللُّغَوِيُّ: تَغْيِيْرُ الكَلِمَةِ إلى أُخْرى بِإِسْنَادِهَا إلى أَنْوَاعِ الضَمَائِرِ الّتِى اتَّصَلَتْ بِكُلٍّ مِنْهَا، مْثْلُ “فَعَل” إلى “فَعَلَا” وإلى “فَعَلُوا” إلى
Artinya: Tashrif lughowi adalah merubah satu bentuk kalimah ke bentuk yang lain dengan mengaitkannya dengan berbagai domir (kata ganti) yang terhubung dengan setiap kalimah-nya, contohnya seperti perubahan kalimah “فَعَل” menjadi “فَعَلَا” menjadi “فَعَلُوا” dan sebagainya.
Dalam bahasa Indonesia, tashrif sama seperti ketika antum merubah kata “makan”, menjadi “memakan”, “pemakan”, “dimakan”, “makanan” dst. Ketika kata “makan” ditambahan imbuhan (huruf awal atau akhir) maka berubahlah maknanya. Karena kesamaan tersebut, ahli linguistik menyebut tashrif sebagai proses “afiksasi” (penambahan imbuhan pada kata). Sehingga Inti pembelajaran tashrif adalah merubah bentuk kalimah (kata) untuk merubah maknanya. ↩
ditulis juga sigat, shigot, sighah atau santri di daerah Sunda lebih sering menyebutnya degan segat. ↩
Tags
KITAB/BUKU