Sukses, Karena Bermanfaat

Sukses, Karena Bermanfaat

“Sebaik-baik Manusia adalah manusia yang memberikan manfaatnya pada orang lain” 

 

Berhenti sejenak, bukan berhenti dan berlama-lama, karena seorang yang melakukan perjalanannya memiliki tujuan yang harus dicapainya.

 Siapa anak muda yang tidak menginginkan kesuksesan dalam hidupnya?


Mulai dari sukses akademik, sukses mendapat pekerjaan yang diinginkan, atau mendapatkan posisi tertentu dalam pekerjaan yang dijalaninya. Semua itu tentunya harapan-harapan setiap orang sebagai bagian dari pencapaian dalam hidupnya didunia. Tapi, jika makna kesuksesan yang kita pikirkan masih berkutat masalah tersebut, artinya kita hanya menjadi manusia yang berorientasi pada diri kita sendiri (individual).

Tapi, apakah kesuksesan dalam hidup hanya sekedar mencapai harapan-harapan tersebut?

Yuk kita lihat bagaimana Islam memberikan standart kesuksesan hidup manusia.

Sukses, Karena Bermanfaat

“Sebaik-baik Manusia adalah manusia yang memberikan manfaatnya pada orang lain”

Islam mengajarkan umatnya untuk bisa menjadi manusia yang bermanfaat. Sebagai Muslim tentunya menolong orang yang membutuhkan bukan suatu pilihan, namun suatu kewajiban atau keharusan. Terlebih jika kita memiliki kemampuan dan potensi yang segudang, untuk apa hanya kita simpan dan hanya bermanfaat untuk diri sendiri?

Namun, sering kali anak-anak muda lupa pada sekitarnya, dan berkutat hanya pada persoalan dirinya sendiri. Padahal dibalik usianya yang muda, banyak yang bisa dilakukan untuk memberikan suatu yang berarti di masyarakatnya.

Misalnya saja, memberikan barang-barang yang tidak digunakan pada orang yang membutuhkan, mengumpulkan uang jajan untuk memberikan bantuan sosial pada yang  kurang mampu bersama teman-teman, mengajarkan belajar pada anak-anak yang kurang mampu, dsb. Daripada uang jajang kita dihamburkan untuk suatu yang sia-sia, mengikuti kegiatan yang tidak bermanfaat, bernilai hedonisme semata, lebih baik digunakan untuk hal yang bermanfaat dan berpahala akhirat.

Menjadi pemuda islam yang bermanfaat kita bisa mencontoh bagaimana Rasul dan Para Sahabat yang memberikan harta yang dimilikinya, kemampuannya, dan waktunya benar-benar dimanfaatkan untuk kemajuan islam saat itu. Tidak sedikit yang mereka berikan, begitupun manfaat yang dihasilkan bukan hanya saat itu melainkan lintas generasi.

Jika dari muda sudah kita mulai untuk berjiwa sosial dan memberikan manfaat, tentunya saat di kemudian hari tidak sulit bagi kita untuk senantiasa memberikan manfaat bagi lingkungan kita. Kita tidak akan berpikir panjang untuk bisa membantu sesama, mengangkat kaum yang lemah, dan mengoptimalkan apa yang kita miliki baik harta, kemampuan/skill, posisi, ataupun ilmu untuk dimanfaatkan demi kebaikan di masyarakat.

Kita tidak perlu bangga memiliki berbagai prestasi yang tinggi, penghargaan yang banyak, kecerdasan, harta berlimpah, ilmu yang segudang andai hal-hal tersebut tidak memberikan kebermanfaatan bagi bangsa dan agama. So, Itulah ukuran pertama kesuksesanmu. Bukan hanya mendapatkan apa yang kamu inginkan, mencapai impian-impian tertinggimu, namun seberapa manfaat yang dapat diberikan dari yang kamu capai.

Sukses, Karena Membangun dan Mengelola dengan Baik

Jati diri kita sebagai seorang muslim adalah Khalifah fil Ard. Sebagaimana disampaikan oleh Allah lewat QS Al Baqarah : 30, bahwa Allah menciptakan manusia di muka bumi untuk menjadi Khalifah fil Ard. Khalifah sendiri artinya pemimpin/pengelola. Berarti kita memiliki tugas menjadi seorang pemimpin di muka bumi kita.

Selayaknya seorang pemimpin, ia memiliki kewajiban untuk menjadi teladan bagi yang lain, melakukan pembangunan, menjauhi dan menyelesaikan kerusakan. Ia bertugas untuk mengoptimalkan apa yang dimilikinya untuk melakukan yang terbaik atas amanah yang diembannya. Begitupun sebagaimana manusia menjadi pemimpin di muka bumi. Dari sini tentunya jadi pengingat bagi kita bahwa manusia diciptakan bukan untuk main-main atau sekedar mampir menikmat apa yang ada di dunia, melainkan ada misi dari Allah yang telah diamanahkan pada kita.

Jika kalian adalah anak muda yang masih sekolah ataupun menjalani perkuliahan, tentunya suatu saat kelak kalian lulus, pasti menginginkan karir yang sesuai harapan, semakin meningkat, dan berkembang. Tapi kembali diingat bahwa itu bukanlah ukuran sukses yang utama. Ukuran yang utama adalah ketika dari apa yang kamu lakukan dalam karir/profesimu mampu memberikan efek pembangunan di masyarakat. Tentunya itu lebih bermakna dan membanggakan. Sehingga, suatu yang menjadi keahlian dalam karirmu, gunakanlah sebagai sarana kita menjalankan misi yang telah Allah amanahkan, yaitu Khalifah di muka bumi.

Contohnya saja, jika kamu seorang dokter maka berkewajiban menghidupkan kesehatan di masyarakat, membantu kaum yang lemah agar sehat dan sejahtera hidupnya, meminimalisir kecurangan atau korupsi atau maal praktek dalam kedokteran, mengembangkan ilmu-ilmu kesehatan, dan lain sebagainya. Atau jika kamu pengusaha, maka bukalah lahan pekerjaan yang banyak dan halal bagi kaum yang membutuhkannya, karena dengan begitu kamu mengurangi tingkat pengangguran, tingkat stress masyarakat, atau mengurangi kriminialitas.

Setiap profesi atau karir bisa menjadi sarana kita menjalankan misi hidup kita. Ukuran suksesnya bukan saat kamu berhasil mencapainya, melainkan atas apa yang kamu bangun, kembangkan, dan selesaikan masalahnya hingga menjadi sektor masyarakat yang lebih baik lagi.

Sukses, di Akhirat

Dan tiadalah kehidupan dunia ini, selain dari main-main dan senda gurau belaka[]. Dan sungguh kampung akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertaqwa. Maka tidakkah kamu memahaminya?” (QS Al-An’Am : 32)

Kehidupan kita di dunia bukanlah apa-apa. Ada Masa Depan Akhirat yang akan kita hadapi nantinya. Jika ukuran sukses kehidupan kita hanya di dunia, tentulah itu bukan sukses yang sebenarnya. Keselamatan di akhirat lah yang menjadi ukuran utama kesuksesan kita. Dan tentunya dengan berbekal amalan-amalan di dunia lah yang bisa menyelamatkan hidup di akhirat. Kesempatannya hanya saat ini, ketika kita masih di dunia. Itulah kelak masa depan dan kesuksesan yang sesungguhnya.  Bukan hanya kesuksesan di mata manusia, melainkan di dalam penilaian Allah.

Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan” (QS Al Hasyr : 18)

 

Itulah makna kesuksesan yang harus kita pikirkan, teman-teman. Siapkah kita mencapai kesuksesan kesuksesan tersebut?

Baca juga :

°Sitemap Keren Responsive Versi 1

°Sitemap Keren Responsive Versi 2

Posting Komentar

semoga bermanfaat

Lebih baru Lebih lama