Kisah Hikmah : Imam Ghazali dan Seekor Lalat yang Kehausan
Jangan remehkan ibadah sekecil apapun. Karena kita tidak tahu, ibadah manakah yang akan mendapat ridho dari Allah Swt. Kisah Imam Al Ghazali dengan seekor lalat ini akan memberikan pelajaran yang sangat berharga untuk kita renungkan.
Ingin hosting gratis ☆☆☆
Silahkan Anda kunjungi :
☆ https://panel.niagahoster.co.id/ref/361770?r=hosting-murah
Muhammad bin Muhammad bin Muhammad Abu Hamid al-Ghazali al-Mujtahid al-Faqih al-Ushuli al-Mutakallim ath-Thusi asy-Syafi’i atau yang lebih dikenal dengan nama Imam Ghazali dilahirkan di Thus pada tahun 1058 M / 450 H. Dia juga wafat di sana pada tahun 1111 / 14 Jumadil Akhir 505 H pada umur 52–53 tahun.
Beliau adalah seorang teolog muslim Persia dan filosof besar pada masanya, yang dikenal sebagai Algazel di dunia barat abad pertengahan.
Imam al-Ghazali mempunyai daya ingat yang kuat dan bijak dalam beragumentasi dan berhujjah. Ia digelar Hujjatul Islam karena kemampuannya tersebut. Ia sangat dihormati di dua dunia Islam yaitu Saljuk dan Abbasiyah yang merupakan pusat kebesaran Islam.
Ia berjaya menguasai pelbagai bidang ilmu pengetahuan. Imam al-Ghazali sangat mencintai ilmu pengetahuan. Ia juga sanggup meninggalkan segala kemewahan hidup untuk bermusafir dan mengembara serta meninggalkan kesenangan hidup demi mencari ilmu pengetahuan.
Sebelum dia memulai pengembaraan, dia telah mempelajari karya ahli sufi ternama seperti al-Junaid Sabili dan Bayazid Busthami.
Imam al-Ghazali telah mengembara selama 10 tahun. Ia telah mengunjungi tempat-tempat suci di daerah Islam yang luas seperti Makkah, Madinah, Jerusalem, dan Mesir. Ia terkenal sebagai ahli filsafat Islam yang telah mengharumkan nama ulama di Eropa melalui hasil karyanya yang sangat bermutu tinggi.
Sejak kecil lagi dia telah dididik dengan akhlak yang mulia. Hal ini menyebabkan dia benci kepada sifat riya, megah, sombong, takabur, dan sifat-sifat tercela yang lain. Ia sangat kuat beribadah, wara’, zuhud, dan tidak gemar kepada kemewahan, kepalsuan, kemegahan dan mencari sesuatu untuk mendapat ridha Allah SWT.
Ulama yang Produktif
Imam Ghazali dikenal sebagai ulama yang gemar menulis dan telah melahirkan ratusan karya ilmiah. Kitab-kitab karangan beliau selalu dijadikan sebagai rujukan dalam berbagai ilmu pengetahuan.
Salah satu karangan beliau yang paling monumental adalah Ihya Ulumuddin, yang dijadikan sebagai kitab kurikulum dalam berbagai universitas di dunia sampai saat ini. Selain demikian, Imam Ghazali juga dikenal memiliki pengetahuan ulung di setiap disiplin ilmu, sehingga boleh dikatakan bahwa beliau memiliki karya tulis di semua ilmu tersebut.
Baca juga:
Syaikh Abdullah dalam Hasyiah asy-Syarqawiy ala Syarh Hud-Dudy menceritakan, ketika Imam Ghazali telah meninggal, seseorang bertemu dengan beliau dalam mimpi. Lalu ia bertanya kepada Imam Ghazali,
ما فعل الله بك
“Apa yang Allah lakukan kepadamu?”
أوقفني بين يديه
Imam Ghazali menjawab, “Allah mendirikanku di hadapan-Nya”
بم جئتني
Lalu Allah bertanya,”Bekal apa yang engkau bawa untuk menghadap-Ku?”
فذكرت أنواعا من الطاعات
Lalu Imam Ghazali menyebutkan satu persatu kebaikan yang pernah ia lakukan.
ما قبلت منها شيأ لكنك جلست تكتب فسقطت ذبابة علي القلم فتركتها تشرب من الحبر رحمة لها فكما رحمتها رحمتك اذهب فقد غفرتلك
Kemudian Allah berfirman, “Sesungguhnya, dari sekian banyak kebaikan yang engkau lakukan, tidak ada satupun yang aku terima. Tidak ada satupun yang dapat memberikan manfaat kepadamu pada hari ini dan yang dapat menjadi sebab engkau masuk syurga.
Kecuali satu hal, yakni ketika engkau sedang menulis, lalu seekor lalat yang kehausan hinggap pada pena yang sedang kau gunakan. Kemudian kau biarkan lalat tersebut untuk minum hingga ia merasa puas tanpa mengganggu dan mengusiknya. Rasa sayangmu kepada lalat tersebut mengundang ridha-Ku padamu dan dengan ridha itulah engkau Ku masukkan kedalam syurga.
Baca juga:
Jangan pernah meremehkan kebaikan walau sekecil apapun. Karena bisa saja dengan kebaikan itu kita akan dimasukkan kedalam syurga, sebagaimana sebaliknya jangan menganggap enteng keburukan walau itu kecil, karena bisa jadi itu adalah penyebab engkau di campakkan ke dalam neraka.
Seperti yang kita maklumi, Allah tidak memasukkan seseorang ke dalam syurga karena amal kebaikan dan ibadah, dan tidak memasukkan seseorang kedalam neraka karena dosa dan kemaksiatan yang ia lakukan. Akan tetapi, seorang masuk syurga karena ridha Allah, sebagaimana ia masuk neraka karena murka Allah kepadanya.
Mudah-mudahan Allah menjadikan kita sebagai orang-orang yang konsisten dalam melakukan kebaikan, dan senantiasa dapat menjauhkan diri dari dosa dan kemaksiatan.
Sèmògà bèrmãnfâãt.