Abdullah bin Alawi al-Haddad memiliki 140 guru, di antaranya adalah:
- Abdullah bin Syaikh Maula 'Aidid
- Umar bin Abdurrahman al-'Aththas
- Abdullah bin Ahmad Bilfaqih
- Aqil bin Abdurrahman as-Saqaf
- Sahl bin Ahmad Bahasan al-Hudaili Ba'alawi
- Muhammad bin Alawi as-Saqaf, Ulama Mekah
Kunjungi juga : https://kata-h.blogspot.com/2020/08/imam-muslim.html
KAROMAH IMAM ABDULLAH BIN ALWI HADDAD RA
Karomah Beliau cukup banyak, sehingga kalau diungkapkan satu persatunya, maka akan membutuhkan waktu yang panjang. Sehingga kami hanya mengungkapkan sebagian kecil saja.
1. Seorang sahabat dekat al-Habib Abdullah berkata: “Pada suatu kali aku terlilit hutang yang banyak dan aku tidak dapat melunasinya, karena aku tidak mempunyai uang. Ketika aku menyampaikan keluhanku kepada al-Habib Abdullah al-Haddad, maka beliau berkata: ‘Semoga esok pagi semua hutangmu dapat terlunasi.’ Ternyata keesokan paginya, ada seorang lelaki memberiku sepuluh potong pakaian.Setelah
3. Asy-Syeikh Abdullah Syarahil menceritakan kisah asy-Syeikh Umar Bahmid sebagai berikut: “Ada seorang datang mengadu kepada al-Habib Abdullah tentang sakit perut dan darah yang banyak keluar dari duburnya, dan ketika itu aku ada di sisinya. Maka al-Habib Abdullah berkata kepadaku: “Wahai Bahmid, obatilah orang ini.”Maka aku memegang perutnya, kemudian aku meniupnya. Maka penyakit orang itu sembuh pada waktu itu juga. Kemudian penyakit orang itu berpindah kepadaku, sampai aku mengeluh kepada al-Habib Abdullah. Kemudian beliau memberi makanan kepadaku sambil mengusap perutku dengan tangannya yang mulia, maka dengan izin Allah SWT penyakitku segera sembuh pada waktu itu juga.”
5. Ketika Imam Haddad RA pergi menunaikan ibadah haji, maka ada seekor unta yang melompat-lompat
Sebab sebelumnya, Al-Imam Al-Haddad pernah berkata kepadanya bahwa janganlah ia memasuki ruangan baca (perpustakaanny
Hingga suatu saat, ketika Beliau sedang menyusun kitab dengan pintu perpustakaan yang tidak tertutup rapat, tanpa sengaja al-Habib Ahmad bin Zein Al-Habsyi melewati ruangan itu, dan dilihatlah Al-Imam Al-Haddad sedang duduk bersila layaknya seorang yang sedang berdzikir, namun kitab-kitab di dalam ruangan itu sedang berterbangan layaknya burung dan pena-pena serta tintanya sedang menulis apa yang sedang difikirkan oleh Shohibur Rotib dalam menyusun kitabnya. Hal tersebut membuat gemetar tubuh al-Habib Ahmad bin Zein, sehingga ia pun jatuh pingsan karena begitu kuatnya Karomah Sang Guru. Namun, ketika tersadar, ia melihat gurunya berada di hadapan wajahnya seraya berkata, "Janganlah kau ceritakan kejadian ini kepada orang lain selama aku masih ada.." Maka al-Habib Ahmad bin Zein al-Habsyi, ia-pun menutup mulutnya untuk tidak menyebarkan kisah yang disaksikannya sendiri itu selama gurunya masih hidup.
8.) Ada seorang pria bertanya pada dirinya sendiri, "Apa hebatnya Imam Abdullah Bin Alwi Al Haddad? Dia kan hanya orang buta. Mengapa orang-orang pergi kepada beliau?"
Ada sedikit perasaan melecehkan di dalam hatinya terhadap Imam Al Haddad, dan untuk menghilangkan rasa penasaran dan keingintahuanny
Di Majlis itu disediakan minuman kopi. Ketika pria tersebut ingin meminum kopinya, Imam Al Haddad dari depan berkata, "Wahai engkau yang dibagian belakang. Berhati-hatilah
9.) Dikisahkan oleh Maulana Habib Luthfi Bin Yahya, bahwa dahulu di Tarim Hadhramaut ada seseorang asal Maghrabi yang sangat kaya, dia sedang jatuh cinta pada seorang wanita. Jaman itu ukir-ukiran terbaik emas dan perak adalah ukirannya Maghrabi. Akhirnya orang tersebut pergi ke Maghrabi hanya untuk memesan ukiran tersebut. Dipesanlah ukiran (gelang) teristimewa yang nantinya dipakai untuk melamar sang wanita pujaan.
Begitu pesanan sudah jadi, diajaklah si wanita itu ke rumah orang asal Maghrabi itu. Gelang itu lalu dipakaikan ke tangan si wanita pujaan oleh ibunya. Anehnya wanita itu langsung hilang entah ke mana. Penduduk Tarim pun menjadi geger. Dicari kesana-kemari bertanya kepada orang-orang pintar pun tidak ada yang sanggup menjawab dan mencarinya. Hingga bertemulah ia dengan Habib Abdullah bin Alwi al-Haddad.
“Sudah, sekarang kamu pergilah kembali ke tukang yang membuat gelang itu.” Jawab Habib Abdullah bin Alwi al-Haddad. Lalu pergilang orang tersebut ke Maghrabi sesuai perintah Habib Abdullah. Dan Habib Abdullah berpesan, “Tanyakan nanti, kembalikan atau tidak. Jika jawabannya tidak mau mengembalikan, tinggalkan saja dan pulanglah kembali ke Tarim.”
Sesampai di sana, ia melihat calon istrinya sedang berada di dalam ruangan seperti kurungan, tidak bisa keluar. “Orang ini memesan gelang jauh-jauh dari Tarim ke sini, pasti untuk seorang wanita yang cantik luar biasa,” batin tukang ukir itu saat pertamakali dipesani untuk membuatkan gelang. Pesan Habib Abdullah lalu disampaikan, dan ternyata jawaban tukang ukir tadi adalah ‘tidak mau’. Kemudian orang tersebut pun langsung pulang kembali ke Tarim.
Sesampai di Tarim ia langsung menghadap Habib Abdullah al-Haddad dan menyampaikan kejadian (jawaban) di atas. “Depan rumahmu tanahnya luas apa tidak?” Tanya Habib Abdullah kemudian. Lalu dijawab iya, yang kemudian Habib Abdullah berkata, “Ya sudah, tunggu saja besok ada apa, tapi jangan kaget nantinya.”
Besoknya di waktu Shubuh, begitu orang tersebut membuka pintu ia sangat kaget. Pasalnya tiba-tiba ada rumah di depan rumahnya, dan rumah itu persis seperti (modelnya) rumah orang Maghrabi. Begitu penghuninya keluar, setelah dilihat ternyata orang itu adalah tukang ukir asal Maghrabi. Sekarang yang kaget pun bertambah. Si tukang ukir itu pun bertanya-tanya,
Habib Abdullah al-Haddad yang sudah datang kemudian menjawab, “Ini di Tarim Hadharamaut. Rumahmu saya cabut pindah ke sini. Kembalikan wanita itu. Kamu hanya bisa memindah satu wanita, sedangkan saya memindah rumahmu sekaligus keluargamu saya pindahkan juga ke sini. Sekarang kamu mau apa?”
Akhirnya tukang ukir itu pun bertaubat, meminta maaf kepada Habib Abdullah bin Alwi al-Haddad seraya mengembalikan si wanita.
Wallahu'alam Bis-Showab
Semoga bermanfaat.